Langsung ke konten utama

AKSI NYATA : PERSPEKTIF SOSIO KULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONEISA TOPIK 2

 Bagaimana Perspektif Sosio Kultural Membantu Saya menjadi Seorang Pendidik?

oleh Dinita Choirunnisa

Pada topik 2 ini perspektif sosio kultural membahas peranannya dalam pendidikan dan penerapan konsepnya. Saat membaca tujuan dari topik 2 ini, hal yang fikirkan adalah bagaimana konsep soiokultural ini dan penerapannya di sekolah karena memang bersamaan dengan kegiatan praktek pengenalan lingkungan sekolah.

Konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya terkait faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik penting dalam pendidikan. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap norma-norma sosial yang membentuk pendidikan dan pembelajaran, menentukan nilai-nilai dalam masyarakat yang digunakan dalam memahami kebutuhan, budaya dan latar belakang peserta didik, ketersediaan fasilitas yang menunjang pendidikan dan pembelajaran, dan kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi sistem perencaan pendidikan di Indonesia.

Setelah memulai diri, pada eksplorasi konsep membahas bagaimana pengaruh status sosio ekonomi terhadap pendidikan. Banyak ilmu baru yang bisa terjawab ketika melihat lingkungan sekitar. Bahasan dalam konsep ini yang paling saya ingat tentang mengapa orang tua dengan SES rendah menggunakan cara yang lebih mengontrol kepada anak mereka karena perilaku tersebut terjadi secara tidak sengaja. Perilaku tersebut terbentuk karena penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan dimana mereka tinggal.

Pembahasan pada eksplorasi konsep juga membahas mengapa keluarga kelas menengah cenderung memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dalam menyampaikan nilai pendidikan dan usaha sebagai sarana untuk memiliki hidup yang lebih baik dikarenakan mereka memiliki pola yang berbeda dan lingkungan hidup mereka yang berbeda dengan keluarga SES rendah.

Ruang kolaborasi adalah alur yang paling saya suka pada topik 2 ini. Pada alur ini berdiskusi bersama kelompok membahas tiga cerpen yang disajikan oleh LMS. Cerpen yang dibahas pada topik ini adalah Belajar Demokrasi, Ray, Sang Pecandu onlie Game, dan terakhir Literasi Dasar. Pesan yang saya dapat dari cerita Belajar Demokrasi adalah dimana anak-anak IPS yang dianggap nakal, malah membuktikan bahwa mereka adalah anak-anak yang bisa membawa perubahan. Mereka yang dipandang sebelah mata oleh para guru, malah bisa membongkar kasus korupsi yang dilakukan kepala sekolahnya.

Cerita kedua tentang Ray, Sang Pecandu online Game hal yang paling saya kagumi dari cerita ini adalah dimana sang guru yang tidak menyerah untuk bisa membawa Ray kembali bersekolah. Padahal dalam cerita tersebut, perbuatan Ray menurut saya sudah lumayan kelewatan. Dia sudah sering memaki ibunya dengan kata-kata kasar, mencuri uangnya, dan kepada sang guru juga memaki bahkan melawan ketika di jemput di rumahnya untuk sekolah. Dan hal hebat yang saya dapatkan dari cerita ini adalah kesabaran sang guru yang masih berjuang membawa Ray untuk sekolah meskipun sudah diberlakukan dengan kasar.

Cerita ketiga tentang Literasi Dasar yang membahas tentang anak-anak Rimba. Mereka yang tidak mengenal literasi dasar membaca dan menulis dan menganggap pensil sebagai setan bermata runcing. Dari cerita ini selain sang guru yang memiliki kesabaran dan ketulusan untuk memberi soloka kepada anak-anak Rimba, ada satu hal yang membuat hati saya merasa sakit. Saat mereka bercerita bahwa anak-anak Rimba sudah biasa dilempar batu oleh orang-orang luar (maksudnya adalah orang luar selain orang rimba atau pedalaman) karena merasa jijik. Dalam hati saya berkata, “kenapa harus dibully?” karena hal inilah anak-anak Rimba merasa tidak percaya diri dan menerima saja ketika mendapat pembulyan dari mereka. Padahal anak-anak Rimba pasti memiliki kemampuan yang tidak akan dimiliki oleh orang luar apalagi kita. Mereka bisa survival di hutan dan menghadapi berbagai hewan, orang-orang luar tidak akan paham dan memiliki kemampuan ini, bukan?

Dari alur Demonstrasi kontekstual, ketika presentasi antar kelompok saya menjadi tahu setiap kelompok memiliki pandangan berbeda-beda terhadap ketiga cerita tersebut. Dimana setiap ceritanya memiliki faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda meskipun ada kesamaan yaitu tentang pendidikan.

Pada alur elaborasi pemahaman pandangan saya sebagai calon guru tentang perspektif/teori sosiokultural ini sangat dibutuhkan karena memberikan pemahaman tentang sosiokultural peserta didik yang dapat mempengaruhi pembelajaran. Pada proses pembelajaran penting menerapkan ilmu sosiokultural untuk melatih kebiasan-kebiasan baik dengan budaya yang ada di lingkungan sekitar. Sebagai calon guru saya akan mempelajari kebiasaan serta budaya yang ada di lingkungan sekitar dan latar belakang peserta didik untuk dapat memberikan pembelajaran yang tepat saat di kelas. Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut adalah bagaimana menghilangkan kesenjangan ststus social ekonomi (SES) peserta didik dalam pembelajaran di kelas dan lingkungan sekolah.



Gambar ini adalah sebuah ringkasan yang saya buat tentang bagaimana kaitannya status sosio ekonomi (SES) terhadap mata kuliah lain yang sedang saya tempuh pada semester ini.

Mata kuliah perspektif sosiokultural ini membantu saya untuk dapat memahami peserta didik dari latar belakang ekonomi, budaya, sosial, dan politik yang dapat mempengaruhinya. Mata kuliah ini membantu saya untuk belajar menjadi seorang pendidik yang baik dan memahami peserta didiknya. Jika saya menilai kesiapan saya saat ini, dalam skala 1-10, maka saya ada diskala 6. Saya sadar ternyata banyak hal yang perlu saya pelajari untuk bisa menjadi pendidk yang baik dan berpihak pada peserta didik. Saya perlu belajar lebih banyak lagi tentang pendidikan terutama yang berpihak pada peserta didik.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional - Topik 1

Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional Saya mengikuti mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional agar memiliki pemahaman tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan filosofi pendidikan nasional dan pancasila sehingga saya bisa mengimplementasikan pemahaman tersebut kepada peserta didik. Selain itu sebagai penguatan visi dalam diri saya sendiri tentang guru yang menjadi penuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak seperti pemikiran Ki Hajar Dwantara. Beliau juga berpendapat sebagai guru bertugas sebagai penuntun sehingga mata kuliah ini sangat penting untuk memahami dan memaknai pancasila sebagai identitas dan entitas manusia dan juga sebagai pedoman dalam pendidikan nasional. Lalu apa yang sudah saya pelajari dalam mata kuliah ini? Banyak hal yang saya pelajari setelah mengikuti mata kuliah ini. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang banyak membahas bagaimana seorang guru berperan dalam tumbuh dan kembangnya kodrat dan kuat...

AKSI NYATA TOPIK 4 : PEMBELAJARAN PADA ‘ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD)’

Pada alur  Mulai dari Diri  pada topik 4 ini saya disajikan dengan sebuah video yang menampilkan kondisi pendidikan di salah satu daerah di Padang Panjang Nusa Tenggara Timur. Video berjudul Lentera Indonesia – Kisah Pejuang Pnedidikan di Alor menyajikan kondisi pendidikan di pedalaman yang menjadi salah satu dampak dari kurang meratanya pembangunan di Indonesia. Ratusan anak putus sekolah setiap tahun, hanya ada 294 Sekolah Dasar di 17 Kecamatan Alor, anak-anak usia sekolah yang tidak tahu bahwa mereka memiliki negara bernama Indonesia dan 1.494 guru yang ada disana berpendidikan di bawah S1 merupakan informasi-informasi yang saya dapat setelah melihat video tersebut. Adanya program pemerintah yang mengirimkan 2 guru garis depan menjadi salah satu langkah positif yang dapat membantu pendidikan didaerah tersebut. Peran pemerintah sangat berarti dalam pembangunan dan pemerataan pendidikan didaerah-daerah pedalaman salah satunya di Alor.      Alur  Eksplorasi...