Langsung ke konten utama

AKSI NYATA TOPIK 4 : PEMBELAJARAN PADA ‘ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD)’

Pada alur Mulai dari Diri pada topik 4 ini saya disajikan dengan sebuah video yang menampilkan kondisi pendidikan di salah satu daerah di Padang Panjang Nusa Tenggara Timur. Video berjudul Lentera Indonesia – Kisah Pejuang Pnedidikan di Alor menyajikan kondisi pendidikan di pedalaman yang menjadi salah satu dampak dari kurang meratanya pembangunan di Indonesia. Ratusan anak putus sekolah setiap tahun, hanya ada 294 Sekolah Dasar di 17 Kecamatan Alor, anak-anak usia sekolah yang tidak tahu bahwa mereka memiliki negara bernama Indonesia dan 1.494 guru yang ada disana berpendidikan di bawah S1 merupakan informasi-informasi yang saya dapat setelah melihat video tersebut. Adanya program pemerintah yang mengirimkan 2 guru garis depan menjadi salah satu langkah positif yang dapat membantu pendidikan didaerah tersebut. Peran pemerintah sangat berarti dalam pembangunan dan pemerataan pendidikan didaerah-daerah pedalaman salah satunya di Alor.

    Alur Eksplorasi Konsep membahas tentang teori Zone of Proximal Development (ZPD) oleh Vygotsky. Zone of Proximal Development (ZPD) adalah suatu zona belajar seseorang dalam proses pembelajaran yang menggunakan bantuan guru, orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dengan pemecahan masalah tersebut sesuai dengan kemampuan peserta didik. Vygotsky mengemukakan definisi dari Zone of Proximal Development merupakan daerah perkembangan terdekat (DPT). ZPD dalam kegiatan pembelajaran digunakan sebagai alat untuk mengetahui perkembangan kemampuan kognitif setiap pesera didik. Zone of Proximal Development dapat diartikan apabila guru memberikan sebuah permasalahan kepada peserta didik dan dapat diselesaikan secara mandiri, maka peserta didik tersebut telah berada dalam kemampuan aktualnya. Sedangkan apabila peserta didik mampu menyelesaikan permasalahan tersebut secara berkolaborasi atau dengan adanya bantuan dari orang lain maka peserta didik tersebut telah berada dalam kemampuan potensialnya (Mustofa, 2023)

    Kegiatan pada alur Ruang kolaborasi saya berdiskusi dengan teman-teman kelompok tentang pandangan masing-masing anggota kelompok mengenai pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’ yang mempengaruhi proses pendidikan serta pembelajaran dan pandangan masing-masing anggota kelompok tentang kesiapannya mengajar dengan memperhatikan (ZPD) pada peserta didik. Menurut pandangan saya, ZPD memiliki pengaruh yang baik terhadap proses dan hasil belajar peserta didik karena melibatkan individu yang lebih kompeten atau mahir dalam kolaborsasi dan diskusi sehingga memberikan potensi yang lebih bagi peserta didik atau individu untuk membangun pengetahuan dan pemecahan masalah yang dihadapinya pada konteks pembelajaran.  Kesiapan mengajar dengan memperhatikan pembelajaran pada ‘Zone of Proximal Development (ZPD)’ pada peserta didik sangat penting. Dengan menerapkan pembelajaran pada ZPD, guru dapat mengenali kemampuan dasar dan karakter peserta didik dan mengetahui tahapan perkembangannya. 

Setelah mendiskusikan tentang pandangan dan kesiapan mengajar dengan memperhatikan ZPD, pada ruang Demonstrasi Kontekstual menyimpulkan tentang persamaan dan perbedaan dari masing-masing pendapat setiap anggota kelompok sehingga pada kegiatan ini saya memahami lebih dalam pandangan ZPD menurut padangan masing-masing anggota. Dari kegiatan pada ruang kolaborasi dan demonstrasi kontekstual, alur Elaborasi Pemahaman membuat kesimpulan tentang apa yang telah dipelajari pada topik ini dengan pengetahuan yang didapat dari alur sebelumnya. Adapun yang dapat saya simpulkan mengenai topik bahasan ini adalah, saya menjadi tahu bahwa kegiatan yang sulit dikuasai oleh peserta didik secara mandiri namun dapat dimengerti dengan bantuan orang dewasa atau orang yang lebih ahli dibidangnya. Tolak ukur ZPD pada peserta didik dapat dilihat dari tingkat perkembangan aktual dan potensial. Pada topik ini membahas ZPD dalam kaitannya dengan praktik pendidikan adalah bahwa ZPD memberikan perspektif khusus untuk mengkonseptualisasikan hubungan antara pembelajaran dan perkembangan manusia. Topik ini sangat penting bagi saya dalam menyusun rancangan pembelajaran.

Setelah melalui alur-alur sebelumnya, pada koneksi antar materi saya menjadi tahu kaitan pembelajaran pada ‘Zone Of Proximal Development (ZPD) dengan mata kuliah yang saya pelajari pada semester ini. Adapun kaitan materi ini dengan mata kuliah lain dapat dilihat pada gambar di bawah ini



Setelah mempelajari ZPD, saya menjadi tahu penting bagi guru memperhatikan untuk memperhatikan karakteristik peserta didik melalui asesmen diagnostik sebagai panduan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan Zone of Proximal Development (ZPD)’. Hal ini sangat penting dilakukan untuk membantu dalam guru untuk merancangan pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik. Kesiapan saya dalam menerapkan ZPD pada pembelajaran dari skala 1-10 yaitu 7. Alasannya karena untuk menerapkan ZPD, seorang guru perlu untuk mengetahui karakteristik peserta didiknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA : PERSPEKTIF SOSIO KULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONEISA TOPIK 2

 Bagaimana Perspektif Sosio Kultural Membantu Saya menjadi Seorang Pendidik? oleh Dinita Choirunnisa Pada topik 2 ini perspektif sosio kultural membahas peranannya dalam pendidikan dan penerapan konsepnya. Saat membaca tujuan dari topik 2 ini, hal yang fikirkan adalah bagaimana konsep soiokultural ini dan penerapannya di sekolah karena memang bersamaan dengan kegiatan praktek pengenalan lingkungan sekolah. Konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya terkait faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik penting dalam pendidikan . F aktor-faktor t e rsebut berpengaruh terhadap norma-norma so s ial yang membentuk pendidikan dan pembelajaran, menentukan nilai-nilai dalam masyarakat yang digunakan dalam memahami kebutuhan, budaya dan latar belakang  peserta didik , ketersediaan fasilitas yang menunjang pendidikan dan pembelajaran, dan kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi s i stem perencaan pendidikan di Indonesia. Setelah memulai diri, pada eksplorasi konsep membahas bagaimana pe...

Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional - Topik 1

Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional Saya mengikuti mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional agar memiliki pemahaman tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan filosofi pendidikan nasional dan pancasila sehingga saya bisa mengimplementasikan pemahaman tersebut kepada peserta didik. Selain itu sebagai penguatan visi dalam diri saya sendiri tentang guru yang menjadi penuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak seperti pemikiran Ki Hajar Dwantara. Beliau juga berpendapat sebagai guru bertugas sebagai penuntun sehingga mata kuliah ini sangat penting untuk memahami dan memaknai pancasila sebagai identitas dan entitas manusia dan juga sebagai pedoman dalam pendidikan nasional. Lalu apa yang sudah saya pelajari dalam mata kuliah ini? Banyak hal yang saya pelajari setelah mengikuti mata kuliah ini. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang banyak membahas bagaimana seorang guru berperan dalam tumbuh dan kembangnya kodrat dan kuat...