Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional
Saya mengikuti mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional agar memiliki pemahaman tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan filosofi pendidikan nasional dan pancasila sehingga saya bisa mengimplementasikan pemahaman tersebut kepada peserta didik. Selain itu sebagai penguatan visi dalam diri saya sendiri tentang guru yang menjadi penuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak seperti pemikiran Ki Hajar Dwantara. Beliau juga berpendapat sebagai guru bertugas sebagai penuntun sehingga mata kuliah ini sangat penting untuk memahami dan memaknai pancasila sebagai identitas dan entitas manusia dan juga sebagai pedoman dalam pendidikan nasional.
Lalu apa yang sudah saya pelajari dalam mata kuliah ini?
Banyak hal yang saya pelajari setelah mengikuti mata kuliah ini. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang banyak membahas bagaimana seorang guru berperan dalam tumbuh dan kembangnya kodrat dan kuatan alam peserta didik.
Teks pidato Ki Hadjar Dewantara pada penganugrahan Honoris Causa oleh universitas Gadjah Mada pada 7 November 1956 dan video tentang pendidikan Zaman Kolonial tentang bagaimana system pendidikan kolonial saat masa penjajahan. Dalam pidatonya Ki Hadjar Dewantara menyebutkan dalam bahwa pendidikan adalah tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan agar segala unsur kebudayaan dan peradaban dapat tumbuh sebaik-baiknya. Pada masa kolonial Belanda, pendidikan yang diajarkan hanya mementingkan pengajaran intelektualitas serta materilistik tanpa memperhatikan unsur kebudayaan.
Dengan kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia pendidikan yang diberikan membentuk masyarakat yang feodal, karena pendidikan yang diselengarakan oleh pemerintah kolonial berdasarkan garis warna dan diskriminatif , prinsip ini dibedakan jenis dan tingkatan yang telah dibagi oleh pemerintah kolonial (Afandi, Alifia Nurhusna dkk. 2020) dan tujuannya hanya untuk membantu usaha dagang mereka. Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan yang mendasarkan kebudayaan nasional dapat menghindarkan dari kebodohan. Pendidikan yang ada pada masa kolonial Belanda tidak mencerdaskan melainkan mendidik manusia untuk bergantung pada nasib dan bersikap pasif (Zuriatin dkk. 2021). Meskipun Ki Hadjar Dewantara tidak mempermasalahkan pengajaran dan pendidikan secara Barat, tetapi beliau selalu menekankan kepada anak-anak untuk diberi pendidikan kultural.
Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan adalah sebuah tuntunan terhadap kekuatan kodrat peserta didik agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan seharusnya berpihak pada anak sesuai dengan konteks sosial budaya dan nilai-nilai luhur Indonesia. Dasar-dasar pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agara mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai mansuia maupun anggota masyarakat. Dari pendapat Ki Hadjar Dewantara ini saya bisa mengetahui bagaimana memaknai dan menghayati diri sebagai manusia yang merdeka untuk terus belajar.
Peserta didik zaman sekarang sudah berbeda dengan zaman dulu karena saat ini peserta didik mampu mengakses apapun lewat genggaman. Jadi peran guru saat ini bukan hanya transfer knowledge melainkan lebih dari itu yaitu mampu menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar dapat memperbaiki lakunya dan tumbuh kekuatan sesuai kodrat anak.
Setelah mempelajari topik 1 mata kuliah filosofi pendidikan nasional saya menjadi tahu bagaimana peran guru saat ini terhadap perkembangan peserta didik. Sebagai seorang guru harus mampu menuntun kodrat alam (bakat dan potensi) dan kodrat zaman (masa atau zaman dia tumbuh yang saat ini penuh dengan teknologi) peserta didik. Sebagai calon guru professional saya juga harus lebih banyak belajar bagaimana dapat memberikan prkatik pembelajaran yang mengembangkan kerjasama, empati, menghargai sesame, dan berkontribusi sosial kepada sesame sehingga murid dapat menemukan dan mendapat bekal tentang kebudayaan bangsa.
Komentar
Posting Komentar