Langsung ke konten utama

Aksi Nyata Topik 1 : Refleksi Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan Dinita Choirunnisa

 

Apa yang saya pikirkan tentang mata kuliah ini sebelumnya? Hal yang terlintas pertama kali tentang mata kuliah perspektif sosiokultural adalah materi yang tidak akan jauh-jauh membahas tentang kehidupan sosial dan bermasyarakat.

Apa yang akhirnya saya dapat seteleh mempelajari perspektif sosiokultural dalam pendidikan?

Banyak hal yang saya pelajari setelah menyelesaikan topik 1 dalam mata kuliah perspektif Sosiokultural dalam pendidikan ini. Mempelajari mata kuliah yang disusun dengan menggunakan alur MERDEKA membuat saya memahami step by stepnya dalam memahami materi kuliah.

Pembelajaran yang dimulai dari diri ini menggali tentang keyakinan saya bagaimana cara pandang dan pemahaman saya terhadap perspektif sosial, budaya, ekonomi, politik, dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi pendidikan  di Indonesia. Pada step ini saya disuguhkan dengan sebuah masalah tentang faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik yang mempengarhui pendidikan yang harus dianalisis menurut sudut pandang saya. Setelah mengidentifikasi, saya juga diminta untuk menceritakan faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik apa yang pernah mempengaruhi perjalanan pendidikan saya.

Pada step kedua tentang eksplorasi konsep. Pada step ini saya disuguhkan video-video tentang pendidikan zaman kolonial dimana pendidikan ini memandang kasta dalam penerapannya. Meskipun setelahnya terdapat politik etis (balas budi) yang di berikan Belanda, tetapi pendidikan yang diberikan hanya sebatas menulis dan membaca dan itupun untuk mendidik orang-orang pembantu yang mendukung usaha dagang Belanda. Selain tentang pendidikan pada zaman kolonial Belanda, disini juga mempelajarai dan berdiskusi bersama teman untuk membahas video tentang “Perjuangan para Pendidik dalam Sejarah Republik” dan video “Pendidikan dan Agama pada Zaman Jepang”. Pada materi ini saya mendiskusikan dan membandingkan tentang pendidikan dan pembelajaran pada saat masa penjajahan Belanda dan Jepang bersama teman kelompok.

Diskusi kelompok tidak hanya dilakukan pada eksplorasi konsep saja, tetapi pada step yang ketiga yaitu ruang kolaborasi, saya juga bekerja kelompok untuk membahas lima video yang disajikan. Video-video tersebut menyuguhkan tentang perjuangan pendidik dari Indonesia mengajar yang menjadi guru di daerah-daerah pelosok di Indonesia. Apa yang saya diskusikan bersama teman-teman saat itu? materi diskusi yang yang saya bahas saat itu tentu tidak akan jauh dari faktor-faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik penting yang mempengaruhi pendidikan dan pembelajaran pada kelima video tersebut. Kami membandingkan dan mencari persamaan dari kelimanya. Dalam kegiatan eksplorasi konsep ini saya menjadi tahu bahwa setiap daerah memiliki calon-calon penerus bangsa yang unik dan menarik dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Hasil diskusi bersama teman kelompok ini menjadi bahan diskusi saya dan teman-teman lainnya di kelas. Melalui step demonstrasi kontekstual, saya dan teman-teman kelompok mempresentasikannya di depan kelas. Apa yang saya dapat dari tahap ini? Beberapa perbedaan sudut pandang. Iya, meskipun kami satu kelas mendapat tugas diskusi yang sama, dengan video yang sama, dan jumlah videopun sama, tetapi sudut pandang dan hasil diskusi saya dan kelompok ada beberapa perbedaan. Disinilah saya banyak belajar ternyata perbedaan faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik tidak hanya terlihat divideo yang memang memiliki perbedaan tempat dan daerah, bahkan saya dan teman-teman saya yang berada dalam satu kelas juga memiliki banyak keberagaman dalam memandang sesutau yang terlihat sama.

Pada elaborasi pemahaman, saya mempelajari materi baru. Meskipun materi yang disajikan tidak lepas dari faktor sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang mempengarhui pendidikan. Pada tahap ini, saya mempelajari tentang multikuturalisme, mediasi, dan potensi belajar. Pendidikan multikulturalisme adalah pendekatan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan pemahaman, penghargaan, dan kerjasama antar individu dari berbagai latar belakang budaya, social, agama, dan ras berbeda. Tujuan utama pendidikan ini adalah menciptakan lingkungan belajar yang menghargai keberagaman yang mungkin muncul dalam masyarakat.

Perspektif sosiokultural ini terkoneksi dengan mata kuliah prinsip pengajaran dan assessment yang efektif, yaitu dengan faktor sosial, budaya, politik dalam pembelajaran. Topik ini memiliki koneksi dengan pemberian pembelajaran yang sesuai dengan tingkat capaian dan karakteristik peserta didik.

Penting bagi saya untuk terus belajar menerapkan  materi ini dalam pembelajaran tentang keterkaitannya dengan keberagaman budaya yang ada di Indonesia untuk membangun identitas peserta didik dan menumbuhkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrument tumbuhnya unsur peradaban. Saya menilai kesiapan saya saat ini masih diskala 7, alasannya karena meskipun saya sudah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan dan karakteristik peserta didik dalam setiap daerah dan tingkatan, tapi saya masih belum sepenuhnya bisa menerapkan kepada peserta didik secara langsung. Sebagai calon guru professional,saya terus belajar agar mampu menerapkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik  sesuai dengan profil pelajar pancasila dan menuntun peserta didik tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada dirinya masing-masing.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

AKSI NYATA : PERSPEKTIF SOSIO KULTURAL DALAM PENDIDIKAN INDONEISA TOPIK 2

 Bagaimana Perspektif Sosio Kultural Membantu Saya menjadi Seorang Pendidik? oleh Dinita Choirunnisa Pada topik 2 ini perspektif sosio kultural membahas peranannya dalam pendidikan dan penerapan konsepnya. Saat membaca tujuan dari topik 2 ini, hal yang fikirkan adalah bagaimana konsep soiokultural ini dan penerapannya di sekolah karena memang bersamaan dengan kegiatan praktek pengenalan lingkungan sekolah. Konsep-konsep yang dipelajari sebelumnya terkait faktor sosial, budaya, ekonomi dan politik penting dalam pendidikan . F aktor-faktor t e rsebut berpengaruh terhadap norma-norma so s ial yang membentuk pendidikan dan pembelajaran, menentukan nilai-nilai dalam masyarakat yang digunakan dalam memahami kebutuhan, budaya dan latar belakang  peserta didik , ketersediaan fasilitas yang menunjang pendidikan dan pembelajaran, dan kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi s i stem perencaan pendidikan di Indonesia. Setelah memulai diri, pada eksplorasi konsep membahas bagaimana pe...

Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional - Topik 1

Koneksi antar materi – Filosofi Pendidikan Nasional Saya mengikuti mata kuliah Filosofi Pendidikan Nasional agar memiliki pemahaman tentang dasar-dasar pendidikan Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan filosofi pendidikan nasional dan pancasila sehingga saya bisa mengimplementasikan pemahaman tersebut kepada peserta didik. Selain itu sebagai penguatan visi dalam diri saya sendiri tentang guru yang menjadi penuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak seperti pemikiran Ki Hajar Dwantara. Beliau juga berpendapat sebagai guru bertugas sebagai penuntun sehingga mata kuliah ini sangat penting untuk memahami dan memaknai pancasila sebagai identitas dan entitas manusia dan juga sebagai pedoman dalam pendidikan nasional. Lalu apa yang sudah saya pelajari dalam mata kuliah ini? Banyak hal yang saya pelajari setelah mengikuti mata kuliah ini. Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang banyak membahas bagaimana seorang guru berperan dalam tumbuh dan kembangnya kodrat dan kuat...

AKSI NYATA TOPIK 4 : PEMBELAJARAN PADA ‘ZONE OF PROXIMAL DEVELOPMENT (ZPD)’

Pada alur  Mulai dari Diri  pada topik 4 ini saya disajikan dengan sebuah video yang menampilkan kondisi pendidikan di salah satu daerah di Padang Panjang Nusa Tenggara Timur. Video berjudul Lentera Indonesia – Kisah Pejuang Pnedidikan di Alor menyajikan kondisi pendidikan di pedalaman yang menjadi salah satu dampak dari kurang meratanya pembangunan di Indonesia. Ratusan anak putus sekolah setiap tahun, hanya ada 294 Sekolah Dasar di 17 Kecamatan Alor, anak-anak usia sekolah yang tidak tahu bahwa mereka memiliki negara bernama Indonesia dan 1.494 guru yang ada disana berpendidikan di bawah S1 merupakan informasi-informasi yang saya dapat setelah melihat video tersebut. Adanya program pemerintah yang mengirimkan 2 guru garis depan menjadi salah satu langkah positif yang dapat membantu pendidikan didaerah tersebut. Peran pemerintah sangat berarti dalam pembangunan dan pemerataan pendidikan didaerah-daerah pedalaman salah satunya di Alor.      Alur  Eksplorasi...